Malam datang, baru saja
Bulan bundar merangkak perlahan
Angin menggigit, sengaja terpingkal
Menatapku
Yang sedang gusar
Aku rindu kamu
Rindu menyulap sendu
Jantung bergetar, kelu
Aku rindu
Kamu tak hadir, malam ini
Kamu bosan kamu lupa kamu angkuh kamu tinggalkan
aku
begitu saja
Acuh, biarkan aku mematung
Sementara waktu terkikik mendengar aku terpekik
dicekik rindu
Apa-kau yang lagi disitu-dengar juga?
Di pertengahan malam ini
Awan mendengkur sisakan mendung
Disana bulan menggantung
Disini aku terkurung
Terpasung rindu yang semakin menggerung
Aku rindu kamu
Puisi ini, kubuat dengan emosional. Aku sedang rindu dengan lelaki, sangat rindu.
Aku bacakan puisi di depan kelas ketika pelajaran bahasa Indonesia. Chika dan beberapa kawanku berhasil melelehkan air mata. Rasa hati kelu, cekit-cekit-cekit. Rindu orang yang bisa membuatmu bahagia, itu menyedihkan banget, Bung!
Nggak sengaja, kukirim naskah kepada lelaki hebat. Ia membuatkan sketsa yang dipadukan dengan puisi ini, gambar Danbo kotak yang lagi galau. Aku malah terpingkal karenanya!
[:DD makasih, Om!