I. Sinopsis Novel “Sunset Bersama Rosie”
Novel
karya Tere Liye
ini mengisahkan tentang seorang Tegar
yang terjebak dalam situasi dan pilihan yang sangat sulit. Situasi yang dia
hadapi mengharuskan dia memilih antara masa lalu atau masa depan. Kepada siapa
dia akan melabuhkan cintanya. Apakah Rosie, sahabat Tegar dari kecil yang lebih
memilih Nathan sebagai pasangan hidupnya atau Sekar, seorang gadis yang sangat
mencintai Tegar dan sabar menunggunya.
Patah
hati, hancurlah hati Tegar ketika dia tahu bahwa Rosie menerima cinta Nathan
yang baru dua bulan mengenal Rosie tepat di saat mereka di puncak Gunung Rinjani. Tegarlah
yang mengenalkan Nathan pada Rosie. Nathan adalah sahabat terbaik Tegar sejak
SD. Semenjak kejadian di Gunung
Rinjani itu, Tegar tidak
pernah lagi muncul di hadapan
mereka berdua. Dia menghilang bak ditelan bumi. Tak ada kabar tentang
keberadaan Tegar. Hingga akhirnya selepas Rosie dan Nathan wisuda, mereka
menikah.
Tegar
mulai bisa berdamai dengan hatinya dan seketika rasa sakit yang dulu dia
rasakan hilang disaat dia melihat dua putri Rosie, Anggrek dan Sakura datang ke
apartemen Tegar dan
memanggilnya Om. Tegar juga telah memutuskan untuk menerima Sekar dalam
hidupnya dan berencana untuk bertunangan.
Tapi
itu semua hancur berantakan hanya dalam hitungan detik saja. Kejadian bom di
Jimbaran yang telah merenggut nyawa Nathan adalah pangkal dari masalah yang
harus dihadapi Tegar. Akibat kejadian itu, Tegar akhirnya membatalkan
pertunangannya dengan Sekar dan terbang ke Jimbaran untuk memastikan keadaan
keluarga Rosie.
Rosie
depresi dan harus dirawat di shelter
dan meninggalkan keempat
anaknya. Anggrek, Sakura, Jasmine, dan juga Lili yang masih berumur satu tahun.
Tegar yang hanya satu-satunya kerabat Rosie selain Oma memutuskan untuk menjaga
dan merawat keempat kuntum Rosie dan Nathan dan meninggalkan semua aktivitas juga
pekerjaannya di Jakarta dan pindah ke Gili Trawangan, tempat
dimana Rosie
dan Tegar tinggal.
Dua
tahun Rosie dirawat di shelter,
dan selama itu pula Tegar tidak pernah menghubungi Sekar. Hingga suatu saat,
ketika Rosie sembuh dan berkumpul bersama anak-anaknya, Tegar mendapat kabar
dari Linda, mantan sekretarisnya
di Jakarta yang mengabarkan bahwa Sekar akan bertunangan dengan laki-laki yang
tidak dia cintai. Mendengar kabar tersebut Tegar langsung mendatangi rumah
Sekar dan meminta Sekar untuk memberinya kesempatan sekali lagi.
Sekar
membatalkan pertunangannya dan memilih Tegar. Sekar sudah membuat kesempatan
dengan tangannya sendiri. Sekarang tinggal Tegar yang berperan. Tegar
memutuskan untuk menikahi Sekar. Dia harus memikirkan cara untuk berbicara
kepada anak-anak Rosie bahwa Paman terhebat dan keren mereka tidak bisa tinggal
bersama mereka di GiliTrawangan. Disaat inilah Oma berbicara, Oma menceritakan
kejadian masa lalu yang tidak diketahui Tegar. Pernikahan Rosie dan Nathan
sempat ditunda enam bulan karena menunggu Tegar. Rosie mencintai Tegar.
Keputusan
sudah Tegar ambil, dia tetap memutuskan untuk menikahi Sekar, gadis yang sangat
mencintainya dan dia juga mencintai gadis itu. Meskipun Tegar masih mencintai
Rosie dan anak-anaknya tapi itu dengan pengertian cinta yang berbeda.
Tibalah
di acara pernikahan Tegar dan Sekar,
ketika mereka berdua sedang melangkah bergandengan tangan
ke tengah ruangan, saat itu pula Lili anak terkecil Rosie berlari dan memeluk
kaki Tegar. Dia akhirnya berbicara setelah 2 tahun dia enggan berbicara dengan
siapapun kecuali dengan Jasmine.
Kata-kata
Lililah yang akhirnya membuat Sekar meminta Tegar untuk menikahi Rosie.
Tak
ada jawaban yang pasti dalam Novel Tere Liye ini. Dia memberikan pertanyaan yang
entah apa jawabannya. Apakah Tegar akan menikahi Rosie atau tetap menikahi
Sekar.
sumber: http://earthhanz.blogspot.com
Aspek
|
Novel
|
1. Alur
|
Maju
|
2. Penokohan
|
Tegar: setia
Rosie: labil (ketika depresi)
Anggrek: dewasa
Sakura: ceria
Lili: pendiam
Jasmine: perhatian
Sekar: sabar
Nathan: tanggung jawab
Oma: bijaksana
|
3. Latar
|
Kemang, Jakarta; Jimbaran,Bali; Cottage;
Gunung Rinjani
|
4. Tema
|
Persahabatan dan cinta
|
5. Amanat
|
Sekuat
apapun kita berusaha melupakan masa lalu, masa lalu itu akan semakin lekat di
benak kita. Kita hanya boleh “berdamai” dengan masa lalu, bukan melupakannya.
|
6. Sudut pandang
|
Orang pertama, pelaku utama (Tegar)
|
7. Bahasa
|
Bahasa dalam percakapan sehari-hari
|
8. Latar belakang pengarang
|
Tere Liye adalah salah
satu novelis terkenal dan berbakat di Indonesia. Ia lahir di Bandung pada
tanggal 21 Mei 1979. Nama asli Tere Liye adalah Darwis.“Tere Liye” merupakan
nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti :
untukmu, untuk-Mu. Ia berasal dari keluarga petani dan merupakan anak keenam
dari tujuh bersaudara. Berikut adalah riwayat pendidikan yang sudah ditempuh
Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri 2 Kikim Timur Sumsel, kemudian
melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kikim Timur Sumsel, setelah lulus SMP ia
melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung, lalu menempuh pendidikan ke Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
|
9. Sosial budaya
|
Mengangkat hubungan sesama manusia dengan alam dan Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari
|
I.
II. Sinopsis Hikayat Hang Tuah
Hang Tuah adalah seorang pemuda miskin. Bapaknya bernama
Hang Mahmud dan ibunya Dang MerduWati. Mereka hanya tinggal di sebuah gubuk di
kampung Sungai Duyong. Bapaknya dulu pernah menjadi hulubalang istana yang
handal. Sedangkan ibunya juga merupakan keturunan dayang istana
Banyak penduduk di Sungai Duyung mendengar kabar bahwa
raja Bintana dalah raja yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Waktu Hang
Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya untuk pergi ke Bintan
mendapatkan pekerjaan untuk hidup yang lebih baik di tanah Bintan yang makmur.
Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun
dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud seketika terbangun
dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti
wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri
dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu Wati lalu langsung memandikan
dan melulurkan anaknya.
Kemudian memberikan anaknya itu kain baju dan ikat kepala
serba putih. Lalu Dang Merdu Wati memberikan makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur
ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan Hang Tuah.
Besok harinya seperti biasa, Hang Tuah membelah kayu untuk
persedian. Tiba-tiba pemberontak datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati
dan luka-luka. Pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampung.
Negeri Bintan menjadi rusuh itu dan terjadi kekacauan
dimana-mana. Semua orang melarikan diri ke kampung kecuali Hang Tuah. Lalu pemberontak
itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya.
Ibunya, Hang Tuah berteriak dari atas toko dan menyuruh
anaknya melarikan diri. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah dan menikamnya
bertubi-tubi. Dengan sigap, Hang Tuah lalu melompat dan mengelak dari tikaman
orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelahlah
kepala orang itu dan mati.
Di lain pihak, sejak berada di Bintan, Hang
Tuah muda bertemu dan bersahabat dengan Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir,
dan Hang Lekiu. Kelima pemuda itu diceritakan selalu bersama-sama.
Hang Tuah dan empat orang kawannya: Hang Jebat, Hang
Kasutri, Hang Lekir, dan Hang Lekiu menuntut ilmu bersama Adiputra di Gunung Ledang.
Di tempat ini, Hang Tuah telah jatuh cinta pada Meloryaya itu putri asli yang
tinggal di Gunung Ledang dan menjadi pembantu Adiputra.
Setelah selesai menuntut ilmu, mereka berlima kembali ke
kota Malaka. Pada suatu hari, mereka berhasil menyelamatkan Dato Bendahara dari
amukan seseorang yang berbahaya. Dato Bendahara berterimakasih dan kagum dengan
ketangkasan mereka dan mengajak mereka semua ke rumahnya lalu mengajak mereka untuk
bertugas di istana.
Kemudian Hang Tuah dan kawan-kawan sangat disayangi oleh
Sultan dan akhirnya Hang Tuah mendapat gelar Laksamana. Waktu mendampingi mengiringi
Sultan Malaka ke Majapahit di Pulau Jawa, Hang Tuah juga berhasil membunuh seorang
pendekat Jawa bernama Taming Sari.
Dalam pertarungan itu Tarming Sari seorang pendekar
yang kebal dari senjata tajam. Tapi, Hang Tuah tahu rahasia kekebalan Tarming
Sari terletak pada kerisnya. Lalu Hang Tuah berhasil merampas keris dan membunuh
Taming Sari. Keris itu kemudian dianugerahkan oleh Betara Majapahit kepada Hang
Tuah. Pemilik keris ini akan menjadi kebal
seperti pendekar Jawa Taming Sari.
Pada suatu hari, Hang Tuah ditugaskan ke Pa Hang untuk
mendapatkan Tun Teja yang akan dijadikan permaisuri Sultan Malaka. Ketika Hang Tuah
ke Pa Hang, Melorya turun dari Gunung Ledang mencari Hang Tuah.
Tapi, Melorya telah ditawan oleh Tun Ali atas hasutan Patik
Karma Vijaya untuk dijadikan gundik Sultan. Atas muslihat Tun Ali juga Hang Tuah
yang kembali dari Pa Hang akhirnya dapat berjumpa Melorya.
Namun Sultan melihat perbuatan Hang Tuah itu. Lalu terjadilah
fitnah. Maka Sultan menghukum Melorya dan Hang Tuah akan dihukum mati, karena dituduh
berzina dengan Melorya yang telah menjadi gundik Sultan.
Tapi, kenyataannya hukuman mati tidak dilaksanakan oleh
Bendahara tapi Hang Tuah disembunyikan di sebuah hutan di Hulu Melaka. Di lain
pihak, Hang Jebat dilantik oleh Sultan menjadi Laksamana menggantikan Hang Tuah.
Lalu keris Taming Sari telah dianugrahkan kepada Hang Jebat yang dulu adalah kawan
dekat Hang Tuah. Hang Jebat menyangka Hang Tuah telah meninggal karena hukuman mati
yang dijatuhkan oleh Sultan.
Kemudian, Hang Jebat atau Hang Kasturi melakukan pemberontakan
kepada Sultan dan mengambil alih kekuasaan istana. Tidak seorang pun yang bisa melawan
Hang Jebat baik itu pendekar atau panglima yang ada di Melaka, karena Hang
Jebat sudah kebal dengan bantuan keris Taming Sari.
Sultan Mahmud terpaksa melarikan diri dan berlindung
di rumah Bendahara. Akhirnya, pada waktu itu baginda baru menyesal telah membunuh
Hang Tuah yang tidak bersalah. Inilah saatnya Bendahara memberitahu bahwa Hang Tuah
masih hidup. Hang Tuah kemudiannya telah dipanggil pulang dan ditugaskan untuk membunuh
Hang Jebat.
Akhirnya Hang Tuah berhasil merampas keris Taming
Sarinya dari Hang Jebat, setelah tujuh hari pertarungan. Lalu Hang Tuah membunuh
Hang Jebat. Dalam pertarungan panjang ini, Hang Jebat menjelaskan bahwa dulu dia
membela sahabatnya Hang Tuah yang telah difitnah dan dijatuhi hukuman mati oleh
Sultan.
Tapi di lain pihak, Hang Tuah telah membantu Sultan
yang sebelum itu menjatuhkan hukuman tanpa bukti yang kuat. Lalu Hang Jebat mengacup
ada hadist Abu Bakar, Siddiq R.A bahwa jika seorang Muslim bersalah maka rakyat
boleh menjatuhkannya. Berdasarkan alasan tersebut makanya Hang Jebat dulu memberontak
pada Sultan dan berusaha menegakkan kebenaran.
sumber: http://dayahantar.blogspot.com/
Aspek
|
Hikayat
|
1.
Alur
|
Maju
|
2.
Penokohan
|
Hang
Tuah = baik, bijak, berwibawa, berani
Hang Mahmud = baik, perhatian
Hang Jebat = membela kebenaran
Dang Merdu = baik, perhatian, lembut
Sang Raja Bintan = mudah percaya dan mudah dihasut
Adiputra = bijaksana, berwibawa
Melorya = setia
|
3.
Latar
|
Sungai Duyung Bintan, Pasar, Istana, Sungai Perak,
Pa Hang, Majapahit, Gunung Ledang
|
4.
Tema
|
Kepahlawanan
|
5.
Amanat
|
Sebagai pemimpin kita
jangan hanya mendengar keterangan dari satu pihak saja, melainkan harus dari
kedua pihak yang terlibat masalah, jangan mudah terhasut perkataan orang
lain.
|
6.
Sudut pandang
|
Orang ketiga serba tahu
|
7.
Bahasa
|
Bahasa Melayu
|
8.
Latar belakang
pengarang
|
Tidak diketahui
|
9.
Sosial budaya
|
Mengangkat nilai-nilai kepahlawanan di kerajaan
|
III.
Perbandingan Secara Umum Novel dan Hikayat
Aspek
|
Novel
|
Hikayat
|
1. Alur
|
Maju, mundur, campuran
|
Maju
|
2. Penokohan
|
Tokoh bebas sesuai kehidupan nyata
|
Raja-raja, pendekar, panglima perang, tokoh-tokoh pahlawan
|
3. Latar
|
Relevan pada masa itu, bisa di mana saja sesuai selera penulis
|
Umumnya berlatar belakang lingkungan kerajaan dan istana
|
4. Tema
|
Bebas
|
Seputar kerajaan
|
5. Amanat
|
Sesuai kehidupan yang relevan dengan
masa itu (realita)
|
Kepahlawanan,
nilai-nilai moral positif. Amanat digambarkan melalui cerita-cerita yang
terkesan di luar kemampuan manusia (imajinasi) seperti kesaktian dan
kemukjizatan seseorang.
|
6. Sudut pandang
|
Orang pertama dan orang ketiga
|
Orang ketiga
|
7. Bahasa
|
Bahasa sehari-hari
|
Bahasa Melayu (menggunakan bahasa yang tidak lazim, klise)
|
8. Latar belakang pengarang
|
Diketahui dengan jelas
|
Anonim (tidak diketahui)
|
9. Sosial budaya
|
Mengangkat hubungan antarmanusia, manusia dengan alam, dan manusia
dengan Tuhan. Novel lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
|
Mengangkat kisah seputar kerajaan.
|
Semoga bermanfaat :)
0 comments:
Post a Comment
Hello, thank your for the comment!
Have a great day! :)