TANAMAN HIDROPONIK
Karya
Ir. Siswadi, MP
Metode bercocok tanam tanpa tanah,
disebut hidroponik. Media yang digunakan sebagai pengganti tanah, yaitu air,
kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang, potongan kayu
dan busa.
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman
adalah cadangan makanan dan air yang terkandung dalam tanah. Jadi tanaman tanpa
tanah dapat tumbuh asalkan air dan garam zat makanan tercukupi. Pemeliharaan
rutin maksimal dua puluh menit sehari. Metode hidroponik mencangkup tanaman
obat, buah, sayur, dan rempah-rempah.
Hasil yang baik dan berlimpah
merupakan keuntungan dari hidroponik sendiri. Prinsip dasar hidroponik terbagi
dua, yakni hidroponik subsrat dan NFT (Nutrient
Film Technique). Tanaman hidronik dapat melengkapi kebutuhan yang bisa
diatur jika diletakkan di dalam rumah
kaca (greenhouse).
Hidroponik substrat menggunakan
media padat selain tanah yang menyerap nutrisi, air, serta oksigen dan
mendukung akar tanaman. Contohnya seperti batu apung, pasir serbuk gergaji, dan
gambut. Substrat lebih baik terbuat dari bahan yang mudah memadat sehingga
aerasi dapat berjalan lancar. Substrat bertepi tajam baiknya maksimal memiliki
tinggi 5 cm dari dasar pot, kemudian atasnya diberi media lain yang lebih
halus. Substrat yang permukaannya kasar dan berbentuk teratur perlu disiram
lebih teratur.
Namun, jangan memanfaatkan media yang berasal dari
laut bisa mengandung garam dapur seperti serbuk gergaji, dan batu apung
mengandung CaCo3 yang bisa mengikat besi (Fe).
Setiap mengganti tanaman baru, harus dilakukan
sterilisasi substrat dengan menggunakan batu apung pemutih biasa (kalsium atau
natrium hipoklorit), atau asam hidroklorida. Caranya, substrat direndam dalam
klorin dengan konsentrasi 10.000 ppm dalam tangki selama 1,5 jam lalu cuci
dengan air tawar.
Larutan nutrisi diberikan dengan cara disiram atau
dialirkan melalui irigasi. Untuk mengetahui kelembapan, digunakan higrometer
yang diletakkan di substrat. Ruang antar partikel harus diisi uap air.
Nutrient Film
Technique yaitu budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada
lapisan air yang dangkal. Disebut nutrient
film technique karena selapis larutan nutrisi terdapat di sekeliling
perakaran.System NFT dibuat tinggi larutan maksimal 3 mm, sehingga nutrisi dan
oksigen terpenuhi.
Keseragaman tempat mengalirnya larutan nutrisi dan
kecepatan cukup untuk pengaliran tergantung kemiringan talang merupakan
syarat-syarat membuat selapis nutrisi.
System yang mirip dengan NFT adalah aeroponik, yakni
bercocok tanam di udara dan pemberian nutrisi dengan cara disemprotkan.
Diperlukan pompa bertekanan tinggi agar butir air yang dihasilkan menjadi
halus.
Media tanam hidroponik terdiri dari dua, yaitu media
anorganik dan organik. Media anorganik sebagian besar komponennya berasal dari
benda mati, yang memiliki pori-pori makro dan mikro hampir seimbang, sehingga
sirkulasi udara cukup baik. Antara lain seperti pasir, kerikil alam dan
sintetik, batu kali dan apung, pecahan batu atau genting, perlit, zeolit, spon
serta rockwoll.
Media organik sebagian besar komponennya terdiri
atas organisme hidup. Sirkulasi udara media organik serta daya serap airnya
juga baik dan cukup tinggi. Media ini akan mengalami pelapukan, sebelum itu
terjadi, tanaman perlu ditambah unsure hara sebagai nutrisi untuk pertumbuhan.
Sebagian contoh yang berbahan organik yakni gambut, jiffy, potongan kayu,
serbuk kayu gergaji, kertas, arang kayu, sabut kelapa, batang pakis, moss,
sekam padi, dan ijuk. Media organik butuh alat pendukung sebagai penopang tubuh
karena kurang kuat menahan tanaman besar.
Kebutuhan nutrisi bagi budi daya hidroponik
diupayakan tersedia dalam jumlah tepat dan mudah diserap oleh tanaman dalam
bentuk larutan. Bahan kimia atau garam pupuk harus diukur dengan saksama. Jika
berbentuk gumpalan, maka dihancurkan menjadi serbuk terlebih dahulu. Hasil
campuran selanjutnya dismpan kering dan ditutup rapat sebelum dipakai lagi.
Formula garam mineral yang banyak dikenal untuk
keperluan berhidroponik. antara lain seperti Formula Netherland Standard yang
sangat baik untuk menanam tanaman sayuran dan buah-buahan semusim.
Formula Kuwait ada dua jenis, berikut Formula Kuwait
I dan Formula Kuwait II, larutan ini sangat baik untuk tanaman di daerah iklim
kering dan panas.
Formula Benggala, India dapat dipakai dalam keadaan
kering dengan aplikasi 60 gram per meter persegi lahan, dengan cara melarutkan
2-3 gram formula ke dalam satu liter air.
Formula lainnya adalah Agricultura Extension Services
Formula, Florida serta Formula Unsur Mikro. Selain itu, larutan hara dapat
dibuat sendiri dengan formulasi Soedarsono IPB, yaitu melarutkan kedua unsur
makro dan mikro. Atau juga bisa dibuat dengan mencampurkan satu sendok makan urea,
TSP, KCl, dan satu sendok teh Gandasil B lalu dilarutkan dalam sepuluh liter
air dan diaduk merata. Ramuan ini yang terpenting harus bisa mencukupi semua unsure yang dibuthkan
tanaman.
Tanaman hidroponik biasanya dibiarkan hidup dalam
sebuah tempat tersendiri yang disebut greenhouse.
Artinya rumah kaca. Saat ini, greenhouse
banyak yang berdinding plastik
karena mudah didapat dan harga terjangkau. Kerangka bangunan ini sebagai
penyangga menggunakan bamboo belah atau pipa aluminium yang tidak mudah roboh.
Pipa dilengkungkan dan kedua ujungnya ditancapkan dalam tanah, sehingga
membentuk setengah lingkaran. Jarak antar pipa
melengkung sebaiknya 75 cm. atap yang dipakai berupa plastik PVC (poliviny chloride). Pintu masuk pekerja
dibuat kosen dari kayu dan berdaun pintu dari plastik.
Bahan untuk membuat greenhouse berbahan plastik
adalah, kaso dengan dua ukuran berbeda, reng, penjepit plastik, plastik UV
bening, net lembaran, paku, minyak kayu, semen, pasir, dan batu bata.
Sarana yang dibuthkan untuk memulai usaha
hidroponik, seperti rumah kaca, media tanam, alat pembantu, pupuk, air, dan
bibit tanaman.
Sebelum ditanam, benih disemai terlebih dahulu agar
bibit mudah diseleksi. Media semai bisa berupa pasir kalli yang disterilkan,
dan jiffy. Bibit besar yang sudah disemai bisa langsung dipindahkan ke polybag.
Sedangkan bibit kecil disemai di piring semai dulu, kedua di pot pembibitan,
lalu ke pot hidroponik yang tetap. Kemudian pot yang sudah terisi diletakkan di
atas bendengan dalam barisan selang-seling.
Selama proses pertumbuhan, diperlukan penyiraman dan
perawatan yang teratur dan baik. Penyiraman tidak boleh terlambat. Penyiraman
dibantu dengan handsprayer, gembor
atau gayung.
Bibit yang sudah berada di polybag selama 7
hari,dibuatkan tali rami atau rafia agar tumbuh tegak. Setelah itu dilakukan
pemilihan batang reproduksi. Lalu sulur dan daun semu yang mengganggu tanaman
sebaiknya dibuang karena tidak bermanfaat. Untuk penyerbukan, tanaman perlu
angin secara leluasa agar tanaman dapat menyerbuk sendiri. Pemeliharaan buah
sampai panen harus tekun dan teliti, karena serangan hama dan penyakit mudah
terjadi. Pencegahan datangnya lalat buah dilakukan dengan penyemprotan
insektisida. Pemetikan buah menggunakan gunting dan jangan sampai melukai
bagian buah. Bila buah terakhir dipetik, tanaman hidroponik bisa dibongkar.
Media bisa digunakan kembali jika sudah dibersihkan dan dikeringkan. Bahan dan
sarana lain bisa dimanfaatkan lagi bila bagus dan memadai.
Sinopsis ini saya tulis ketika mengikuti lomba menulis sinopsis tingkat SMP Kota Magelang 2011.
Semoga bermanfaat [:D
Kesempurnaan hanya milik Allah Subahanallahu Wata'ala.
0 comments:
Post a Comment
Hello, thank your for the comment!
Have a great day! :)