Di era modern, informasi
terkini menjadi menu primer
sehari-hari. Untuk mendapatkan informasi, dua cara paling umum yaitu dengan
mendengar dan membaca. Media informasi sangat diperlukan untuk mengikuti
perkembangan informasi terhangat. Mendengarkan informasi bisa didapatkan dari media
radio dan televisi. Namun, banyak informasi yang didapat dengan cara membaca,
baik sumber di internet maupun buku. Jadi, sangat penting mengapa masyarakat
harus bisa membaca atau melek huruf.
Suatu
bangsa yang maju, dimulai dari rakyat yang cerdas. Dimulai dengan membaca. Membaca
mampu menyihir orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi cerdas.
Simak “Iqra’, bismi rabbikal ladzi khalaq.”, yang memiliki makna perintah “Bacalah dengan nama Tuhanmu.”.
Sebuah proses belajar yang tidak terlepaskan atas nama Tuhan.
Peningkatan budaya dan
minat baca masyarakat perlu campur tangan pemerintah. Pemerintah bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan undang-undang
dasar 1945, alinea empat, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
peningkatan budaya dan minat baca masyarakat.
Buku lautan ilmu. Banyak
kejutan ilmu pengetahuan yang ditemukan dalam sebuah buku, hal-hal yang belum
diketahui, bahkan belum pernah dibayangkan.
Membaca membuka
cakrawala. Membaca dapat memberikan pencerahan baru, mengembangkan pemikiran,
dan mencerdaskan cara berpikir. Menjadikan pribadi yang mampu memecahkan
masalah dengan cara cerdas dan rasional. Ilmu membuat pikiran dan jiwa rendah
hati saling terkait, sehingga pribadi jadi lebih dewasa.
Dengan membaca, ilmu pengetahuan yang
bermanfaat diserap, diketahui, dan dipahami kemudian diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Baik di bidang agama, pendidikan, ekonomi, pemerintahan,
bahkan sosial. Masyarakat menjadi lebih berkualitas dalam hidup berbangsa dan
bernegara.
Pepatah Arab
mengatakan, membaca adalah kunci kesuksesan. Buku salah satu faktor yang sangat
penting dalam meraih keberhasilan.
All leaders are
readers-Jim Rohn. Artinya, semua pemimpin ialah pembaca. Tokoh-tokoh dunia
adalah kutu buku tingkat dewa. Albert Einstein sering membolos sekolah dan
menghabiskan waktu untuk membaca lebih banyak. Bill Gates melahap habis buku
komputer di perpustakaan sekolah hanya beberapa minggu. Belum lagi Adolf
Hitler, Isaac Newton, Edison, Napoleon Bonaparte, dan Hans Christian Andersen
yang kesemuanya para penikmat buku.
Tokoh-tokoh tersebut beberapa
gelintir dari orang-orang hebat dan dahsyat lainnya di dunia. Fakta inilah yang
memperkuat keyakinan kita bahwa minat untuk membaca buku merupakan salah satu tolok
ukur seseorang untuk meraih kesuksesan.
Minat baca usia dini seharusnya
digalakkan. Yakni memupuk kecintaan anak pada buku, misalnya mengenalkan buku
cerita menarik kepada anak usia dini dan mengajari si kecil membaca meskipun
terbata-bata.
Belum semua orang tua mampu
membelikan buku-buku pada anak. Mengajak anak ke perpustakaan umum kota,
menjadi salah satu cara efektif untuk mengenalkan anak pada buku.
Perpustakaan sekolah
menjadi pusat referensi pelajar di sekolah. Pelajar yang belum mampu membeli
buku, bisa membaca dan meminjam buku di perpustakaan sekolah. Buku-buku ensiklopedia
dan yang menunjang pelajaran, harus tersedia. Namun, nampaknya terjadi
penurunan minat baca pelajar serta berkunjung ke perpustakaan sekolah.
Keberadaan internet telah meninabobokan pelajar. Sebab, media visual menarik dan
ragamnya permainan sudah terlirik oleh pelajar. Tidak sedikit pelajar yang
menyalahgunakan internet, seperti menghabiskan waktu untuk bermain game dibanding duduk membaca buku.
Meningkatkan minat baca
di kalangan pelajar, bisa dilaksanakan di tiap sekolah. Sebagai contoh, adanya
hadiah atau penghargaan untuk siswa paling yang rajin berkunjung dan meminjam
buku di perpustakaan sekolah tiap tahun, kewajiban membaca minimal satu buku
selama minggu, dan sebagainya. Kreatifitas sekolah menentukan sejauh mana
budaya dan minat baca siswa di sekolah tersebut.
Tersedianya
perpustakaan umum maupun sekolah, menjadi kebutuhan bagi masyarakat umum
khususnya pelajar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
perpustakaan yang telah ditetapkan, peraturan tentang perpustakaan sekolah secara
keseluruhan belum tercantum dan direalisasikan sampai sekarang.
Layanan bis
perpustakaan umum keliling mulai bergerak dari satu sudut kota ke sudut yang
lain. Layanan ini menguntungkan dan menyadarkan masyarakat akan sarana dan
prasarana yang difasilitasi pemerintah agar minat baca masyarakat meningkat.
Ironisnya, pembangunan perpustakaan umum dan layanan perpustakaan keliling
belum menjamah warga yang tinggal di desa terpencil atau di daerah terisolasi.
Keadaan ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah sebagaimana tertulis bahwa
pemerintah menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah
air.
Harapannya,
penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar
masyarakat yang dijamin pemerintah, bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat
di Indonesia. Sehingga rakyat yang kaya akan pengetahuan sebagai bukti nyata negara
dalam mencerdaskan bangsa. Ayo membaca!
0 comments:
Post a Comment
Hello, thank your for the comment!
Have a great day! :)